
Dimawan Krisnowo Adji
Dia adalah komposer lagu Panyuwunan dalam Sraddha Jalan Mulia Art Project. Dia juga pendiri Sa’Unine String Quartet dan Principal Cello pada Sa’Unine String Orchestra. Dimawan Krisnowo Adji, lahir di kota Yogyakarta pada tanggal 13 Desember 1970.
Kecintaannya pada alat musik cello dimulai ketika belajar di Sekolah Menengah Musik Yogyakarta 35 tahun yang lalu. Di bawah bimbingan Haryo ‘Yose’ Soejoto.
Tekad dan ketekunan
Kecintaan ini kemudian menghasilkan ketekunan dan tekad. Untuk mendalami cello di salah satu lembaga pendidikan ternama, Institut Seni Indonesia di Yogyakarta.
Di bawah bimbingan Rene Berman dan IGN. Wiryawan Budhiana, ia mempertajam keahlian cello-nya serta meraih gelar kesarjanaanya.
Merasa belum puas untuk terus belajar. Dimawan mengikutsertakan diri dalam berbagai workshop musik besar. Seperti Wolfgang Poduchka dari Wina, Arie Van Beek dari Belanda, Philip Green dari Australia, DR. Shofie dari Kanada, Alex Rooth dari Inggris, Carlo Zappa dari Italia, Sawung Jabo dari Australia dan Workshop World Music yang diadakan oleh Kim Sanders.
Partisipasi dan Kontribusi
Kualitas tinggi yang dimiliki Dimawan juga dapat dilihat dari partisipasi dan kontribusi lintas negara yang dilakukannya. Keterlibatannya dalam ASEAN Youth Music Workshop di Jakarta (1991). Kemudian European-Indonesian Music Camp di Yogyakarta (1992) dan Asean Music Workshop di Brunei Darussalam (1993). Masterclass Cello dan Chamber Music yang diadakan oleh Cecylia Barezyk dari Amerika (1995). ASIA Youth Orchestra on Tour of Asia di Hongkong (1996). ASEAN University Art Festival di Brunei Darussalam (1997) dan Mondial Festival on Tour di Belanda(2004).
Selain kegiatan-kegiatan musik, berbagai panggung musik, khususnya orkes-pun telah dihampirinya. Seperti: Nusantara Chamber Orchestra (1991-1994), Orkes Simfoni Jakarta; Twilite Orchestra (1992-2002) dan Erwin Gutawa Orchestra (1993-2000) adalah panggung-panggung dimana ia pernah bergabung dan berirama.
Dari musik, kepekaannya terhadap seni semakin tajam. Kontribusinya tidak hanya diberikan pada panggung orkes, namun juga di wilayah seni lainnya. Kolaborasi yang ia lakukan besama Duo Ubiet saat SIPA (Solo International Performing Art) di Solo pada tahun 2016. Ecriture Nirwan Dewanto Yat Colony Yogyakarta dan Litbeat Festival 2019 adalah sesuatu yang tidak bisa dianggap biasa.
Project dan Kolaborasi
Selain itu, Dimawan juga pernah bekerjasama dengan Ubiet & Keroncong Tenggara pada tahun 2011. Dalam Darwin Festival & Brisban Powerhouse Arts di Australia dan Haus Der Kulturen Der Welt di Berlin. Kolaborasi bersama Ubiet berlanjut hingga 2016 saat Haus Der Kulturen Der Welt. Dan bahkan 2019 saat Dimawan, Ubiet dan Tesla Manaf membentuk Trio Udite. Untuk menghadiri undangan di Olympia London, British Library, Design Museum dalam rangkaian perhelatan besar yaitu London Book Fair.
Semangat Dimawan untuk bermain-main dalam seni bermusik membawanya pada posisi yang lebih menantang. Setengah dekade terakhir, Dimawan telah menggarap beberapa project sebagai composer dan music director. Di antaranya adalah 3 project besar bersama Eko Supriyanto.
Project pertama adalah SALT: Salihara (2018); Graha Bakti Budaya Jakarta (2018); Kunstlerhaus Mousonturm (2018) di Frankfurt; TPAM Kangawa Art Theatre Yokohama (2019) di Jepang; dan Tipei Arts Festival (2019) yang telah ditampilkan di berbagai negara di Eropa.
Diikuti oleh project kedua yakni karya tari Eko Supriyanto: IBU IBU BELU “Bodies of Borders” pada 2019 dan Pekan Kebudayaan Nasional “Mighty Indonesia” yang diadakan pada Oktober 2020. Selain itu, Dimawan juga mengambil bagian dalam menyukseskan project Wayang Lostang (2021), karya animasi seniman Jogja Samuel Indratma.
Saat ini, Dimawan terus aktif sebagai principal pada Magenta Orchestra dan ONF Orchestra. Namun juga tetap memberikan kreatifitas dan dukungan dalam berbagai karya seni lainnya.
Akun Sosial Media Dimawan: