Giwang Topo

Giwang Topo

Giwang Topo

Pria tampan berzodiak Aries, kelahiran 10 April 1973 di Gunungkidul Yogyakarta ini dipercaya menjadi sutradara video komunitas dan art direktor di Sraddha Jalan Mulia Art project.

Dia tinggal di dusun Karangmojo, Purwomartani, Kalasan Sleman Yogyakarta. Bersama istri dan ketiga anaknya.

Sejak kecil Giwang Topo (Heribertus Dian Hartopo) sudah dikenalkan dengan bentuk-bentuk kesenian oleh orangtuanya yang menggeluti seni tradisi (tari, keroncong dan ketoprak). Dia juga belajar menggambar dan bermusik secara otodidak.

Bakat bermusiknya mulai terasah setelah mendapat peran sebagai vocalist di grup band milik kakaknya. Dia terus mengasah skill dan bakatnya lewat grup – grup band lainnya mulai dari El-Gator sampai WORS. Kecintaan dan bakat alaminya dalam bermusik ini menurun pada putrinya, Denting.

Masa berproses dalam kesenian

Di masa – masa kuliah (mulai tahun 1993), ia tertarik untuk mendalami musik illustrasi untuk teater, dan bergabung dengan teater Soekma di kampusnya ABA YIPK Yogyakarta.

Hasrat dan kecintaannya untuk berkesenian ini membawanya untuk ikut berproses dengan kelompok teater dari kampus lain, seperti: teater Gema STIE Kerjasama, teater “W” Widya Wiwaha, teater Sanata Dharma, teater Atma Jaya, teater tangga UMY, teater Garasi UGM dan teater lobby dua STPMD APMD.

Masa ini ia tekuni antara tahun 1995 – 1999. Kemudian diluar kampus ia juga berproses di Sanggar Sarto Sakonco, Sanggar Damai, Sanggar Bambu (belajar musik dengan mas Untung Basuki), Komunitas Studi Sastra Yogyakarta “KSSY”, RMC (Reza Mime Club) dan Komunitas Studi Akting “Kondhe”.

Pada tahun 2002 dengan Menthol Hatoyo ia juga berproses di Komunitas Seni Timoho “KST”. Setelah di KST ini ia sudah mulai surut dan jarang berproses, hanya ketika bertemu dengan Ahmad Jalidu dan Bahrudin “Bolu” pada tahun 2004 ia sering membantu dalam sentuhan musik dalam proses pentas mereka di Gamblank Musikal Teater.

Dari bermain musik band dan musik ilustrasi teater inilah yang akhirnya membentuk pola musik yang sifatnya menjadi lagu illustratif. Ini yang menjadi ciri tersendiri dalam karya – karya Giwang Topo.

Konser tunggal

Beberapa karya lagu/musik ciptaannya, pernah dia usung dalam konser tunggal. Konser yang pernah ia gelar antara lain: Bayang-bayang retak (2000), Kepada Sang Waktu (2009), Making Love (2010), Damai Esok Hari (2011).
Dalam berkarya Giwang Topo juga berkolaborasi dengan penyair jogja untuk menggubah puisi mereka menjadi lagu. Kolaborasi ini sudah dimulai dari tahun 2014 hingga sekarang. Dari sinilah setiap ia menggelar konser tunggal ia selalu memberikan suasana dan nuansa baru dalam lagu – lagunya.

Keseharian Giwang Topo adalah seorang penata musik, illustrator, musik scoring, song creator, jingle creator di beberapa production house di Jogja. Pernah bekerja sebagai musik illustrator di Lautan Animasi sejak tahun 2014. Tahun 2000 ia menjadi freelancer penata musik untuk program dokumenter dan televisi di SAV PUSKAT Yogyakarta hingga saat ini. Pernah juga selama 3 tahun (2010-2012) menjadi musik programer di Dreamlight Yogya.

Di awal pandemi 2020 – hingga sekarang bersama Pak Dukuh Karangmojo Purwomartani Kalasan membuat tayangan di Youtube yang bernama Paduka, melibatkan warga dalam drama komedi edukatif.

Kumpulan lagu karya Giwang Topo:

Lagu Vintage – Kumpulan lagu jadul Karya Giwang Topo

Bisa juga disimak di www.soundcloud.com/giwangtopo

Akun sosial media Giwang: