Dampak negatif dan positif dari pandemi terhadap Industri Kreatif di Tanah Air

Tidak terasa sebuah art project yang bertajuk Sraddha Jalan Mulia Art Project ini telah jauh melangkah. Setapak demi setapak dalam berproses, project ini telah menghasilkan banyak cerita dan karya. Langkah kakinya tak pernah surut. Meskipun banyak keterbatasan yang selalu menghambat laju dari proses kreatif ini. Salah satunya terkait dengan datangnya pandemi virus Corona (COVID-19) di Indonesia.

Pandemi memang tidak banyak memberikan pilihan. Banyak industri yang terdampak olehnya dan salah satunya adalah Industri Kreatif. Padahal Industri Kreatif ini digadang-gadang akan menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia pada 2025 mendatang.

Efek negatif dari Pandemi

Banyak kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah untuk menghadapi pandemi. Mulai dari pembatasan sosial (social distancing) hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Namun apa sebenarnya social distance itu? Sebuah praktik kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dekat dengan orang yang sehat. Dengan tujuan untuk mengurangi peluang penyebaran dan penularan penyakit. Tindakan ini bisa dilakukan mencakupi skala yang lebih besar lagi. Mulai dari menutup ruang publik sampai lock down.

Social distancing memang berbeda dengan budaya masyarakat kita yang senang bergaul dan berkumpul. Maka tak heran jika banyak pro dan kontra ketika kebijakan ini diberlakukan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran wabah covid. Kebijakan lain pun juga mulai bermunculan seperti Work From Home (WFH) kemudian larangan untuk tidak menyelenggarakan event / pertemuan diatas 30 orang.

Kondisi ini yang menyebabkan para pelaku industri kreatif di bidang pertunjukan dan seni musik berjatuhan. Tidak ada lagi sebuah pagelaran, pameran, konser, dan workshop. Semua ditunda dan bahkan dibatalkan.

Efek Positif dari Pandemi

Ini bukan persoalan yang gampang. Banyak pameran seni dan pasar kreatif bahkan event besar berkelas internasional juga terkena dampak hingga dibatalkan. Industri kreatif seperti mati gaya. Tak ada celah peluang untuk berkarya. Ditengah himpitan yang luar biasa inilah, sebuah ide kreatif dari team Sraddha Jalan Mulia Art Project hadir.

Mereka mendiskusikan sebuah karya musik yang bisa hadir untuk menjadi teman sekaligus ruang ekspresi kolektif bagi banyak orang. Untuk sejenak memberikan penghiburan, mengambil jeda atas rasa duka sekaligus membuka pengharapan di saat wabah covid merebak.

Melalui musisi Dimawan Krisnowo Adji, Dr. G. Budi Subanar dan perupa Samuel Indratma tergerak untuk mewujudkan sebuah karya komposisi lagu atas syair berjudul Panyuwunan. Syair ini adalah sebuah karya geguritan milik Dr.Ign. Kuntara Wiryamartana, SJ.

Lewat Karya berjudul Panyuwunan inilah semua pintu kerja kolaborasi dengan banyak pihak menjadi terbuka lebar. Team Sraddha Jalan Mulia Art Project menghadirkan satu kanal YouTube: Sraddha Jalan Mulia Art Project untuk mendokumentasikan keragaman dari banyak partisipan yang ikut mengirimkan karya melalui format audio maupun video. Panyuwunan pun menjadi viral melalui pesan berantai.

Pandemi menciptakan bentuk ruang baru yang ternyata memberikan banyak efek positif juga khususnya pada industri kreatif. Dulu sebelum pandemi datang para pelaku kreatif hanya fokus pada proses develop produk saja tanpa mempertimbangkan pada proses Quality Control dan upgrade produk. Dengan adanya covid ini menjadi kesempatan untuk lebih memperhatikan kembali akan pentingnya quality control dan pengembangan produk apa yang akan di kembangkan kedepannya agar bisa laku di pasaran.

Disaat banyak tempat memberlakukan pembatasan wilayah maka kita pun dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mencari peluang bisnis yang bisa dijalankan. Dengan perkembangan teknologi saat ini memudahkan kita dalam mengakses berbagai pengetahuan untuk menguatkan personal knowledge.

Business Plan

Hal ini juga mengajarkan kepada para pelaku industri agar lebih cermat dalam membuat business plan. Mempertimbangkan segala aspek seperti: kondisi, moment dan segala kemungkinan yang terkadang tidak bisa diprediksi seperti datangnya wabah pandemi covid. Tentunya dengan menyiapkan berbagai alternative yang bisa digunakan ketika menghadapi kondisi darurat seperti saat ini.

Dimana kondisi sekarang lebih banyak menuntut untuk beraktifitas secara online. Mulai dari jualan, belajar, ibadah, pertemuan kelompok atau rapat dan diskusi dilakukan secara online. Disinilah pesatnya perkembangan teknologi tidak bisa diabaikan begitu saja. Harus banyak belajar dan bisa memanfaat teknologi untuk kemajuan usaha.

Kita akan segera menghadapi era ekonomi terbarukan di tahun 2025 nanti. Panggung bagi era ekonomi terbarukan atau yang disebut ekonomi kreatif. Sebuah konsep ekonomi yang bergantung pada nilai sumber daya manusia dalam konteks kreatifitas dan inovasi.

Dimana satu kunci keberhasilan dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif pada suatu daerah adalah kolaborasi. Kolaborasi adalah tentang sebuah kebersamaan. Kebersamaan biasanya didasari oleh kenyamanan, bukan hanya keinginan untuk bersama. Namun sejatinya mampu memberikan nilai-nilai kebersamaan, dan mampu membangun peradaban yang tak hanya mementingkan “perut sendiri”.

Sudah siapkah untuk berkolaborasi? (red SJMAP)